Bencana Asap Jangan Ganggu Target Kunjungan Wisata
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menegaskan bencana kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi setiap tahunnya, jangan mengganggu target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Ia khawatir, muncul keengganan wisman berkunjung ke Tanah Air.
Demikian ditegaskannya di sela-sela RDP Komisi X DPR dengan jajaran Eselon I Kementerian Pariwisata, yakni Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegera, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Pariwisata, dan Kepala Badan Promosi Pariwisata Indonesia, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Senin (14/03/2016).
“Kita di Sumatra dan Kalimantan sudah trauma dengan persoalan menyangkut kabut asap. Jangan sampai persoalan ini mengganggu target kunjungan wisatawan,” tegas politisi F-Gerindra itu.
Untuk itu, politisi asal dapil Jambi itu mendorong melalui Kementerian Pariwisata agar berkoordinasi dengan kementerian terkait, untuk mengantisipasi bencana kabut asap.
Kekecewaan pun disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Popong Otje Djundjunan. Politisi F-PG itu menegaskan, akibat bencana kabut asap itu, banyak program pariwisata yang menjadi gagal. Ia pun khawatir, hal ini memicu kepercayaan wisatawan dunia kepada pariwisata Indonesia.
“Saya berharap, Menteri lapor kepada Presiden, agar lebih tegas kepada pembuat bencana asap. Jika tidak tegas, asap akan datang lagi. Pengusaha yang nakal, hukum saja,” tegas politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Muslim (F-PD, dapil Aceh) mendorong Kemenpar agar dapat mempromosikan berbagai potensi pariwisata di daerah lain. Jangan hanya daerah-daerah yang selama ini sudah dikenal oleh wisatawan dunia.
Sebagaimana diketahui, Kemenpar menargetkan kunjungan wisman sebanyak 12 juta kunjungan pada tahun 2016, dan 20 juta pada tahun 2019. Pada tahun 2015, penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata sebesar 12,5 miliar USD, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 11,4 juta orang, dengan target tahun 2016 sebesar 11,8 juta orang, dan 2019 sebesar 13 juta orang. (sf) foto: azka/parle/hr.